Pendahuluan
Bengkulu mulai dicatat dalam sejarah sekitar abad XVI, pada saat itu wilayah Bengkulu dikuasai oleh 2 kesultanan, yaitu Aceh dan Banten. Aceh menguasai wilayah Bengkulu bagian utara, tetapi kemudian wilayah ini secara bergantian dikuasai juga oleh Minangkabau dan Indrapura. Sedangkan Bengkulu bagian selatan dikuasai oleh Banten. Pada saat itu tercatat kerajaan-kerajaan yang ada di Bengkulu adalah Kerajaan Manjuta, Sungai Lemau, Sungai Serut, Sungai Hitam dan Selebar (Wellan 1932: 164).
Dikuasainya Bengkulu oleh kesultanan-kesultanan tersebut ka-rena wilayah ini sangat berpotensi sebagai penghasil lada. Hasil bumi ini merupakan salah satu komoditi penting dalam perdagangan pada masa itu.
Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Bengkulu adalah Belanda, pada tahun 1624. Meskipun demikian Belanda baru diperbolehkan mendirikan kantor dagangnya pada tahun 1664, setelah diadakan penandatanganan perjanjian dengan Kerajaan Selebar tahun 1660.
Tahun 1670 terjadi perselisihan antara Belanda dengan Selebar yang mengakibatkan Belanda harus angkat kaki dari Bengkulu. Setelah Belanda meninggalkan Bengkulu, Bangsa Eropa lainnya yang melakukan hubungan dagang di wilayah tersebut adalah Inggris.
Kedatangan Inggris di Bengkulu di tahun 1685 ini ditunjang oleh keadaan Banten yang saat itu telah menandatangani perjanjian dengan Belanda yang isinya memberikan hak monopoli perdagangan kepada Belanda. Selain itu dari pihak Bengkulu sebenarnya juga ber- keinginan untuk mengadakan hu- bungan dagang dengan Inggris yang ditunjukan dengan dikirimnya undangan untuk berdagang di wilayah tersebut kepada pusat perdagangan Inggris di Madras.
Usaha memonopoli perdagangan lada di Bengkulu dilakukan Inggris dengan mengadakan perjanjian dengan penguasa Selebar. Isi perjanjian tersebut adalah memberikan konsesi kepada Inggris berupa tanah di dekat pelabuhan
Untuk melindungi pos dagangnya tersebut Inggris men- dirikan sebuah benteng pertahanan yang diberi nama Benteng
Berdasarkan hal tersebut, Gubernur Jenderal Joseph Collet memutuskan untuk memindahkan pos dagang yang lama ke daerah yang lebih baik. Lokasi yang dipilihnya adalah sebuah daerah yang dikenal dengan nama Ujung Karang, yaitu ± 1,8 km sebelah utara Benteng York. Daerah ini berada di sebuah teluk dan pantainya dikelilingi oleh dataran batu karang sehingga arus lautnya relatif lebih tenang.
Di lokasi baru tersebut Inggris mendirikan sebuah benteng yang diberi nama Benteng
Sampai saat ini tinggalan-tinggalan arkeologi yang diperkirakan berasal dari abad XVIII masih dapat ditemukan di wilayah administrasi Kotamadya Bengkulu. Tinggalan-tinggalan arkeologi tersebut adalah Benteng Marlborough, Kompleks Makam Jitra, sisa-sisa pelabuhan, dan sisi pemukiman Cina. Serta berdasarkan toponimi di dekat Benteng Marlbo-rough terdapat suatu tempat yang bernama Kebun Keling yang menurut keterangan dari informan tempat tersebut merupakan kebun milik Inggris yang dikerjakan oleh orang-orang
Tinggalan Arkeologi di Kotamadya Bengkulu dari Abad XVIII
1.Benteng Marlborough
Secara umum Benteng Marlbo-rough mempunyai denah yang berbentuk segi empat. Benteng ini mempunyai bastion di keempat sudutnya. Pintu masuk benteng berada di sisi barat daya berupa bangunan yang terpisah dan berdenah segi tiga.
Benteng Marlborough mempunyai parit keliling yang mengikuti denah benteng. Parit tersebut juga memisahkan bangunan induk dengan bangunan depan. Kedua bangunan tersebut dihubungi oleh sebuah jembatan.
Pada bangunan depan terdapat pintu masuk yang berbentuk lengkung sempurna. Bangunan ini tidak mempunyai ruangan, hanya berupa lorong yang menuju ke jembatan penghubung. Pada dinding lorong tersebut terdapat 4 buah nisan, 2 buah nisan berasal dari masa Benteng York dan yang lainnya berasal dari masa Benteng Marlborough. Pada nisan-nisan tersebut tertera nama George Shaw - 1704; Richard Watts Esq - 1705; James Cune - 1737; Henry Stirling - 1774.
Pada bagian atas bangunan ini terdapat tembok keliling yang mempunyai celah-celah berbentuk segi tiga yang berfungsi sebagai celah intai. Pada bagian belakang bangunan terdapat 3 buah makam dengan nisan yang terbuat dari batu tetapi sudah tidak dapat dibaca lagi.
Bastion-bastion Benteng Marlbo-rough terdapat di sudut utara, selatan timur, dan barat. Bastion-bastion ini berdenah segi
Pada bastion-bastion ini terdapat beberapa ruangan, yaitu pada bastion utara dan bastion barat. Ruangan di dalam bastion utara terdiri dari 2 kamar. langit-langit ruangan ini berbentuk lengkung dan memiliki lubang berdiameter 80 cm yang menembus sampai bagian atas bastion.
Ruangan di dalam bastion barat mempunyai 2 kamar yang berfungsi sebagai penjara yang letaknya saling berhadapan. Pada salah satu penjara yang letaknya lebih rendah terdapat lorong yang langit-langitnya terdapat lukisan binatang yang terbuat dari arang.
Di dalam Benteng Marlborough juga terdapat beberapa bangunan, yaitu di antara bastion utara dan timur, antara bastion selatan dan barat, dan antara bastion selatan dan timur. Bangunan antara bastion utara dan timur mempunyai denah persegi panjang dan terbagi dua yang dipisahkan oleh lorong menuju pintu belakang benteng. Sekarang bangunan ini digunakan sebagai Kantor PSK Bengkulu. Bangunan di sebelah kiri terdiri dari 3 ruang; sedangkan bangunan di sebelah kanan terdiri dari 4 ruangan. Pada umumnya jendela-jendela pada bangunan ini berbentuk persegi panjang. Bagian atas bengunan ini terdapat atap yang berbentuk pelana dan pada bagian belakangnya terdapat lorong selebar 1 m.
Bangunan diantara bastion selatan dan barat berdenah persegi panjang dan terbagi dua yang dipisahkan oleh lorong yang menuju pintu gerbang utama. Pintu utama tersebut berbentuk lengkung dan dihiasi oleh tiang semu. Bangunan sebelah kiri terdiri dari 3 ruangan yang disekat oleh tembok. Umumnya jendela dan pintu bangunan ini berbentuk lengkung. Pada ruangan ketiga terdapat pintu yang menghubungkan ruangan tersebut dengan ruang dalam bastion barat.
Bangunan sebelah kanan terdiri dari 7 ruangan yang disekat dengan tembok. Seperti pada bangunan di sebelah kiri, jendela dan pintunya umumnya berbentuk lengkung. Pada salah satu ruangan terdapat lukisan kompas dan tulisan berbahasa Belanda yang dibuat dengan cara menggoreskannya di tembok.
Bagian atas bangunan antara bastion selatan dan barat ini tidak beratap, tapi berupa lantai yang diberi tegel berglasir coklat. Pada bagian ini terdapat tembok keliling yang memiliki celah intai.
Bangunan di antara bastion timur dan selatan berdenah persegi panjang dan berupa 1 ruangan yang panjang. Jendela-jendela dan pintu pada bangunan ini berbentuk lengkung. Bagian atas bangunan tidak memiliki atap tapi berupa lantai yang diberi tegel berglasir coklat. Sama seperti bangunan antara bastion selatan dan barat pada bagian atas bangunan ini terdapat tembok keliling yang memiliki celah intai.
Pada bagian depan bangunan ini terdapat sebuah sumur yang berdiameter 1 m. Dinding sumur ini terbuat dari bata dengan pola ikat dinding Inggris.
Lingkungan sekitar Benteng Marlborough merupakan daerah pemukiman. Terlihat keberadaan benteng ini lebih tinggi dibanding dengan daerah sekitarnya. Keletakan benteng berada di ± 18 m di atas permukaan laut. Di sebelah utara benteng terdapat sebuah bukit kecil yang dikenal dengan nama Tapak Padri. Berdasarkan pengamatan pada penelitian ini dari bukit tersebut wilayah perairan Bengkulu dapat teramati sampai P Tikus. Hal ini juga ditunjang berdasarkan lukisan Joseph C Stadler dalam buku Prints of South
2. Kampung Cina
Terletak di sebelah selatan dan berjarak 190 m dari Benteng Marlborough. Secara geografis berada di 03o47'15,9" LS dan 102o15'02,6" BT. Berdasarkan data sejarah kawasan ini merupakan pemukiman Cina sejak masa kolonial Inggris. Keterangan ini mendukung keberadaan tinggalan-tinggalan ar-keologi di kawasan tersebut yang berupa rumah tinggal yang mempunyai arsitektur Cina.
Terhitung ada 20 buah rumah tinggal yang berarsitektur Cina di kawasan ini. Rumah-rumah tersebut umumnya memanjang ke arah belakang, bertingkat 2 dan mempunyai atap melengkung. Terlihat juga rumah-rumah tersebut memakai hiasan terawangan yang terdapat di atas jendela yang berfungsi sebagai ventilasi yang umum pada arsitektur Cina.
3. Kebun Keling
Berjarak 180 m sebelah Timur Laut Benteng Marlborough, dengan keletakan geografis 03o47'14,9" LS dan 102o15'06,4" BT. Berdasarkan keterangan informan kawasan ini pada masa kolonial Inggris merupakan kebun yang dikerjakan oleh orang-orang
Pada saat ini di kawasan tersebut sudah tidak ditemukan lagi tinggalan-tinggalan arkeologinya, hanya keadaannya yang sekarang telah menjadi pemukiman penduduk ter-sebut berada lebih rendah dari sekitarnya. Keadaan ini berdasarkan keterangan informan dikarenakan tanah di kawasan ini digunakan untuk pembangunan Benteng Marlborough.
4. Pelabuhan Bengkulu
Berada di sebelah barat dengan jarak 270 m dari Benteng Marlborough. Kelatakan geografis pelabuhan ini adalah 03o47'08,2" LS dan 102o15'06,4" BT. Berdasarkan lukisan Joseph C Stadler dalam buku Prints of South East in The India Office Library diketahui pelabuhan tersebut merupakan milik Inggris (EIC).
Berdasarkan lukisan tersebut terlihat di Pelabuhan Bengkulu, EIC mendirikan bangunan yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan. Keterangan pada lukisan tersebut juga menyebutkan perairan di pelabuhan ini dangkal dan terdapat dataran batu karang sehingga kapal-kapal yang datang ke Bengkulu tidak dapt merapat sehingga harus membongkar muatannya 0,5 mil dari dermaga.
Pada saat ini sudah tidak ditemukan lagi tinggalan-tinggalan arkeologi di kawasan ini. Dari pe-nelitian sebelumnya dilaporkan di kawasan ini ditemukan meriam dan peluru besi.
5. Komplek Makam Jitra
Komplek makam ini berjarak 640 m di sebelah timur Benteng
Pada beberapa bangunan terlihat lebih dari 1 nisan, umumnya terdapat 2 sampai 4 nisan. Berdasarkan pembacaan terhadap nisan-nisan yang terdapat di komplek makam ini diketahui kronologi dari nisan-nisan tersebut berkisar antara tahun 1775 sampai 1940.
Dari pengamatan terhadap kronologi nisan diperkirakan komplek makam ini juga digunakan ketika Belanda menguasai Bengkulu. Hal ini terlihat dari nama dan bahasa yang terdapat pada nisan-nisan tersebut. Pada nisan-nisan yang tertua sampai awal abad XIX yang tercantum adalah nama-nama orang Inggris dan keterangan-keterangan lainnya ditulis dalam Bahasa Inggris; sedangkan pada nisan-nisan yang lebih muda nama-nama yang tercantum adalah nama-nama orang Belanda dan keterangan-keterangan lainnya ditulis dalam Bahasa Belanda.
Pembahasan
Sebagaimana diketahui keletakan
Dilihat dari struktur pem-bentuknya, Bengkulu terbentuk menjadi sebuah pemukiman yang dikarenakan oleh adanya pusat per-dagangan. Sebagai sebuah
Berdasarkan hal tersebut maka tinggalan-tinggalan arkeologi di kotamadya Bengkulu yang berasal dari abad XVIII dapat dikategorikan sebagai komponen
Berdasarkan lukisan Joseph C Stadler, diketahui Bengkulu mempunyai gedung pemerintahan yang terletak di sebelah tenggara Benteng Marlborough. Dilukiskan gedung pemerintahan tersebut merupakan bangunan yang bertingkat 2 dan berdenah segi empat. Atap dari bangunan ini merupakan tipe atap pelana.
Dari lukisan tersebut juga diketahui bahwa di seberang gedung pemerintahan terdapat gedung dewan EIC. Gedung ini merupakan bangunan bertingkat 2 dengan pintu masuk yang berbentuk lengkung dan dihiasi oleh tiang-tiang semu. Pada bagian atas bangunan terdapat hiasan berupa barisan baluster dan piala.
Berdasarkan keletakannya, diduga lokasi kedua bangunan tersebut saat ini merupakan lokasi pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Provinsi Bengkulu yang berjarak ± 200 m dari Benteng Marlborough.
Berdasarkan foto udara Benteng Marlborough dan sekitarnya yang dibuat pada tahun 1950, dapat diinterpretasikan tata
Untuk melindungi kawasan tersebut, ditempatkan pula sebuah benteng pertahanan. Sebagai kawasan pertahanan, benteng ini tidak hanya melindungi kawasan perekonomian tetapi juga melindungi kawasan-kawasan lain-nya yang termasuk dalam komponen kota Bengkulu. Berdasarkan keletakannya terlihat kawasan pemukiman dan fasilitasnya mengelilingi kawasan perekonomian, pemerintahan dan pertahanan.
Penutup
Tata
Melihat tata
Perlindungan terhadap kawasan tersebut dilakukan dengan mendirikan benteng Marlborough di dekatnya. Sebagai sebuah kawasan pertahanan Benteng Marlborough tidak hanya melindungi kawasan perekonomian saja tetapi juga kawasan pemerintahan dan pemukiman. Disamping itu Benteng
____________________
Daftar Pustaka
Ambary, Hasan Muarif. 1980. "Tinjauan Tentang Penelitian Perkotaan Banten Lama" Per-temuan Ilmiah Arkeo-logi,Cibulan, 21 - 25 Februari 1977.
De Chiara, Joseph dan Lee E Koppelman. 1978. Site Planning Standard. McGraw-Hill Company.
Dekker, N A Douwes.1950.Tanah Air Kita.
Marsden, William. 1975. The History of
Onggodiputro, Aris K. 1989. Pengantar Sejarah Perencanaan Perkotaan.Terjemahan.
Tjandrasasmita, Uka. 1985 "Kota Pemukiman Masa Pertumbuhan Kerajaan-Kerajaan Pengaruh Islam di Indonesia (Penerapan Arkeologis dan Konsep Ilmu-Ilmu Sosial) dalam Pertemuan Ilmiah Arkeolgi ke III, Ciloto, 23 - 28 Mei 1983.
Warpani, Suwardjoko. 1991. "Daerah, Wilayah, Kawasan" dalam Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Wellan, J W J. 1932. Zuid Sumatra Economisch Overzich van De gewesten Djambi, Palembang, De Lampoengsche Districten, en Bengkoelen.
Whittick, Arnold (ed.). 1974 Encyclopaedy of Urban Planning. McGraw-Hill Book Company.
Wiryomartono, A Bagoes P. 1995 Seni Bangunan dan Seni Binakota di
*) Tulisan ini telah diterbitkan di Jurnal Arkeologi Siddhayatra Nomor 1/III/Mei/ 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar