Kamis, 18 Maret 2010

Sistem Pertahanan Benteng Kuto Besak Palembang*)

I

Dalam Ensiklopedia Indonesia terminologi benteng adalah lokasi militer atau bangunan yang didirikan secara khusus, diperkuat dan tertutup yang dipergunakan untuk melindungi sebuah instalasi, daerah atau sepasukan tentara dari serangan musuh atau untuk menguasai suatu daerah (1950: 198). Dalam kehidupan sehari-hari benteng terkadang diasosiasikan dengan kegiatan pertahanan militer.


Berdasarkan data arkeologi, masyarakat Indonesia telah mengenal benteng sejak masa prasejarah. Pengetahuan tentang pertahanan diri ini mengikuti perkembangan pola kehidupan masyarakat masa itu dari kehidupan berpindah ke kehidupan menetap. Tujuan didirikannya benteng tersebut merupakan upaya melindungi diri dari serangan musuh atau binatang buas.


Seperti pada umumnya masyarakat Indonesia, masyarakat Sumatera Selatan juga diperkirakan telah mengenal benteng sejak masa prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan banyak ditemukannya benteng-benteng tanah di beberapa wilayah di daerah tersebut. Dari temuan-temuan arkeologi yang terdapat di sekitar benteng menunjukkan bahwa sampai masa selanjutnya benteng-benteng tanah itu masih digunakan oleh masyarakat pendukung budaya setempat.


II

Salah satu tinggalan arkeologi yang berupa benteng yang sangat monumental di Sumatera Selatan adalah Benteng Kuto Besak. Secara administratif Benteng Kuto Besak terletak di Kel 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang. Benteng yang didirikan tahun 1780 ini merupakan tempat tinggal Sultan Palembang Darusallam.


Secara keseluruhan Benteng Kuto Besak berdenah persegipanjang dan berukuran 288,75 m x 183,75 m, serta mengahdap ke arah tenggara tepat di tepi Sungai Musi. Di tiap-tiap sudut benteng terdapat bastion, tiga bastion di sudut utara, timur dan selatan berbentuk trapesium sedangkan bastion sudut barat berbentuk segilima. Benteng Kuto Besak memiliki tiga pintu gerbang, yaitu di sisi timur laut dan barat laut serta gerbang utama di sisi tenggara.


Benteng Kuto Besak ini sebenarnya adalah keraton keempat dari Kesultanan Palembang. Pada awalnya keraton Kesultanan Palembang bernama Kuto Gawang dan terletak di lokasi yang sekarang dijadikan pabrik pupuk Sriwijaya. Tahun 1651, ketika Bangsa Belanda ingin memegang monopoli perdagangan di Palembang, keinginan ini ditentang oleh Sultan Palembang sehingga terjadi perselisihan yang puncaknya adalah penyerbuan terhadap keraton tersebut. Penyerbuan yang disertai pembumihangusan tersebut menyebabkan dipindahkannya pusat pemerintahan ke daerah Beringinjanggut di tepi Sungai Tengkuruk, di sekitar Pasar 16 Ilir sekarang. Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I (1724-1758) pusat pemerintahan tersebut dipindahkan lagi ke lokasi yang sekarang menjadi lokasi Museum Sultan Mahmud Badaruddin. Selanjutnya pusat pemerintahan berpindah lagi ke lokasi yang baru yaitu yang sampai sekarang dikenal dengan nama Kuto Besak (Utomo dan Hanafiah 1993: B3-1 – B3-12; Hanafiah 1989).


Benteng Kuto Besak didirikan masa pemerintahan Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1804) atas prakarsa Sultan Mahmud Badaruddin I. Pembangunan benteng tersebut memakan waktu selamat 17 tahun dan dipercayakan pada orang-orang Cina. Secara resmi Benteng Kuto Besak dipakai sebagai tempat kediaman sultan dan keluarganya pada tanggal 21 Februari 1792 (Utomo dan Hanafiah 1993: B3-1 – B3-12; Hanafiah 1989).


Sebagai bangunan yang juga berfungsi sebagai bangunan pertahanan, Benteng Kuto Besak dikelilingi oleh sungai-sungai, yaitu Sungai Musi di sebelah selatan, Sungai Kapuran di sebelah utara, Sungai Tengkuruk di sebelah timur dan Sungai Sekanak di sebelah barat. Saat ini yang masih dapat dilihat tinggal Sungai Musi dan Sungai Sekanak saja, sedangkan Sungai Tengkuruk dan Kapuran sudah tidak dapat dijumpai lagi.


III

Secara spesifik sistem pertahanan di Benteng Kuto Besak menunjukan bahwa pada saat itu Sultan Muhammad Bahauddin telah memperhitungkan dengan cermat tentang bagaimana cara melindungi pusat pemerintahannya. Pendiirian benteng yang berada di lahan yang dikelilingi oleh sungai-sungai jelas menunjukkan bahwa siapapun yang ingin masuk ke keraton sultan tidak dapat secara langsung mendekati bangunan tersebut tetapi harus melalui titik-titik tertentu sehingga mudah dipantau dan cepat diantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan antara lain seperti penyerangan mendadak.


Tembok keliling Benteng Kuto Besak sendiri juga mempunyai keunikan, yaitu bentuk dinding yang berbeda-beda di masing-masing sisi benteng, begitu juga dengan tingginya. Selain tiu pada salah satu bastion juga mempunyai bentuk yang berbeda, yaitu segilima.


jika diamati secara menyeluruh dinding tembok sisi tenggara mempunyai bentuk dimana bagian bawahnya lebih tebal daripada bagian atasnya sehingga terlihat semakin ke atas semakin mengecil. Tebal dinding bagian bawah adalah 2,45 m; tinggi bagian luar 5,7 m serta bagian dalam 6,8 m sehingga tampak dari luar membentuk bidang miring yang cukup curam. Bagian luar dinding sisi tenggara ini dihias oleh hiasan profil, selain tiu dilengkapi jug oleh celah intai yang berbentuk persegipanjang dengan bagian atasnya berbentuk melengkung. Lubang celah intai tersebut berbentuk mengecil di bagian tengahnya.


Dinding tembok sisi timur laut mempunyai ketebalan yang sama, ketinggian dinidng tembok bagian depan adalah 12,39 m sedangkan bagian dalam 13,04 m, sehingga bagian atasnya membentuk bidang miring yang landai. Tampak muka dinding sisi timur laut ini juga dihiasai oleh profil. Sama dengan dinding sisi tenggara, dinding sisi timur laut juga dilengkapi oleh celah intai yang berbentuk persegi dengan bagian atas berbentuk melengkung. Lubang celah intai tersebut juga berbentuk mengecil di bagian tengahnya.


Dinding tembok sisi barat daya mempunyai dua bentuk yang berbeda. Secara umum tembok sisi barat daya ini dibagi dua karena di bagian tengahnya terdapat pintu gerbang. Dinding tembok sisi barat daya bagian selatan mempunyai bentuk dimana bagian bawahnya lebih tebal dari pada bagian atas, yaitu 1,95 m dan 1,25 m tetapi bagian dalam dan luar dinding mempunyai ketinggian yang sama yaitu 2,5 m. Dinding tembok sisi barat daya bagian utara mempunyai bentuk dimana bagian bawah lebih tebal daripada bagian atas yaitu 2,35 m dan 1,95 m. Ketinggian dinding bagian dalam dan luar adalah 2,5 m.


Dinding tembok sisi barat laut memiliki bentuk yang hampir serupa dengan dinding tembok barat daya bagain selatan. Tebal dinding bagian bawah adalah 1,6 m sedangkan bagian atas 1,15 m. Ketinggian dinding adalah 2,25 m.


IV

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya terlihat Sultan Muhammad Bahauddin telah memperhitungkan sedemikian rupa ketika mendirikan Benteng Kuto Besak. Lokasi benteng yang dikelilingi oleh sungai-sungai membuat keberadaan benteng seperti berada di tengah pulau sehingga cukup aman. Melihat bentuk dan tinggi dinding serta bentuk bastion yang berbeda-beda dapat dianggap didirikan demikian karena faktor pertahanan dan keamanan.


Dinding timur laut yang paling tinggi yaitu 13,04 m dapat diasumsikan karena wilayah yang dianggap paling rawan adalah sisi timur laut benteng. Secara geografis bagian timur laut Benteng Kuto Besak merupakan arah menuju muara sungai Musi. Data sejarah menunjukan bahwa serangan-serangan bersenjata yang terjadi terhadap Kesultanan Palembang adalah berasal dari pihak luar, seperti Banten[1], Belanda dan Inggris. Sampai saat ini memang tidak ditemukan data-data lain yng menunjukan adanya penyerangan terhadap pusat pemerintahan Kesultanan Palembang tersebut yang berasal dari wilayah pedalaman. Berdasarkan hal ini dapat diartikan juga bahwa Kesultanan Palembang memiliki pengaruh politik yang cukup kuat terhadap daerah-daerah pedalamannya.


Keberadaan Benteng Kuto Besak yang menghadap langsung ke sungai Musi membuat dinding di bagian tenggara juga dibangun lebih tinggi dari dinding barat laut dan barat daya. Selain sebagai pengamanan terhadap bagian depan benteng yang merupakan pintu masuk utama keraton, pendirian dinding setinggi 6,8 m tersebut juga untuk mengantisipasi adanya penyerangan dari melalui sungai Musi yang merupakan media yang potensial bagi armada musuh. Sistem pertahanan baik di sisi tenggara dan timur laut ini kemudian dilengkapi dengan dibuatnya celah intai di kedua dinding tersebut.


Meskipun telah memiliki pengaruh politik yang cukup kuat terhadap daerah pedalaman, Sultan Muhammad Bahauddin tidak begitu saja mengabaikan faktor keamanan di bagian benteng yang berhadapan dengan wilayah tersebut, yaitu bagian barat daya dan barat laut. Pendirian dinding di kedua sisi yang hanya 2,5 m dan 2,25 m saja menunjukan bahwa wilayah di bagian ini tidak terlalu rawan tetapi untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan cukup dengan mendirikan bastion yang berbentuk segi lima dan relatif berukuran lebih besar dari bastion-bastion lainnya.


Daftar Pustaka

Cortesao, Armando. 1944. The Suma Orienta of Tome Pires. An Account of The East from The Red Sea to Japan, Writen in Malacca and India 1512-1515. London: Hakluyt Society.

Hanafiah, Djohan. 1989. Benteng Kuto Besak Upaya Kesultanan Palembang Menegakan Kemerdekaan. Jakarta: CV Haji Masagung.

-----------------------. 1989. Palembang Zaman Bari Citra Palembang Tempo Doeloe. Palembang: Pemerintah Kotamadya Daerah Tk II Palembang.

----------------------. 1995. “Kesultanan Palembang Darusalam dalam Perspektif Sumatera Selatan” makalah Seminar Sejarah Program Studi Sejarah FKIP UNSRI (tidak diterbitkan).

Marsden, William. 1975. The History of Sumatra. Kuala Lumpur: Oxford University Press.

Mujib. 2001. “Data Arkeologi tentang Kesultanan Palembang”, Islam dalam Sejarah dan Budaya Masyarakat Sumatera Selatan. Zulkifli dan Abdul Karim Nasution (ed.) hal. 25 – 67.

Novita, Aryandini dan Darmansyah, Armadi. 2001. Laporan Penelitian Arkeologi di Benteng Kuto Besak Palembang (tidak diterbitkan).

nn. 1950. Ensiklopedia Indonesia

nn. 1984. Sejarah Perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II. Palembang: Pemerintah Daerah Tk I Provinsi Sumatera Selatan.

Rahim, Husni. 1989. Sistem Otoritas dan Administrasi Islam: Studi tentang Pejabat Agama Masa Kesultanan dan Kolonial di Palembang. Jakarta: Logos.

Salaman, Aly. 1986. “Sejarah Kesultanan Palembang”, Masuk dan Berkembangnya Islam di Sumatera Selatan. KHO Gadjahnata dan Sri-Edi Swasono (ed.) hal 123 – 165.

Soetadji, Nanang S. 2000. Sumatera Selatan Melawan Penjajah Abad 19. Jakarta: Millenium Publisher.

Utomo, Bambang Budi dan Djohan Hanafiah. 1993. “Palembang Masa Pasca-Sriwijaya” , Sriwijaya dalam Perspektif Arkeologi dan Sejarah hal. B3-1 – B3-12.

Wolders, M O. 1975. Het Sultanaat Palembang 1811 – 1825. ‘Gravenhage: Martinus Nijhoff.



[1] Kesultanan Banten menyerang Kesultanan Palembang Darussalam pada tahun 1596, ketika keraton masih berada di Kuto Gawang (Hanafiah 1989:3; Aly 1986: 123 – 165).


*) Tulisan ini telah diterbitkan di Jurnal Tammadun No /Vol III/Januari 2003

1 komentar:

  1. Angka Main HONGKONG : 90315 BB

    Jaga BB Colok bebas HONGKONG : 9 1

    Colok Macau 2D HONGKONG : 90 31 BB

    Angka Jadi 2D Bom Bandar HONGKONG : 21*26*25*29*12*16*15*19*62*61*65*69*52*51*56*59*92*91*96*95*

    Main Ganjil Genap HONGKONG : GENAP

    Main Besar Kecil HONGKONG : BESAR

    Prediksi Togel Terlengkap

    Prediksi gratis tanpa mahar

    BalasHapus