Jumat, 19 Maret 2010

Situs Ulak Lebar, Kabupaten Musirawas. Tinggalan Megalitik Pada Masa Awal Perkembangan Agama Islam*)

Kabupaten Musirawas memiliki peran yang cukup berarti dalam perjalanan sejarah Indonesia khususnya Provinsi Sumatera Selatan. Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam wilayah ini sempat dijadikan pusat kekuatan angkatan perang oleh Sultan Mahmud Badaruddin II ketika menghadapi armada Inggris.

Dari data arkeologi yang terdapat di wilayah ini, diketahui bahwa pemukiman kuno di Musirawas diperkirakan telah ada sejak masa prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat-alat paleolitik berupa alat serut berpunggung tinggi tipe tapal kuda serta kapak genggam yang dibuat dengan teknik bifasial. Tinggalan arkeologi dari masa prasejarah ini ditemukan di Situs Lesungbatu.

Pada masa kemudian, ketika pengaruh agama Hindu-Buddha berkembang, sisa-sisa pemukiman kuno dari masa tersebut ditemukan di Situs Bukitcandi yang berupa reruntuhan bangunan candi dan yoni serta di Situs Binginjungut dan Situs Tingkip di mana ditemukan beberapa arca Buddha. Dalam perkembangan selanjutnya meskipun pengaruh agama Hindu-Buddha maupun agama Islam telah masuk ke wilayah Musirawas, tradisi kehidupan dari masa prasejarah ternyata masih terus berlanjut seperti yang dapat dilihat di Situs Ulaklebar.

Situs Ulaklebar terletak tidak jauh dari pusat kota Lubuklinggau, yaitu hanya 2,5 km ke arah barat dari ibukota Kabupaten Musirawas tersebut. Di situs yang berada di kaki Bukit Sulap ini terdapat sebuah benteng tanah yang letaknya di antara Sungai Kelingi dan Sungai Ketue. Benteng ini berupa gundukan tanah yang membentang di sisi barat dan timurnya, sedangkan pada sisi utara dan selatannya berbatasan langsung dengan Sungai Kelingi dan Ketue yang bertebing curam. Gundukan tanah yang merupakan dinding benteng mempunyai tinggi ± 2 m dan lebar ± 4 m. Benteng Ulaklebar ini berdenah agak membulat dengan pintu masuk terdapat di sisi timur.

Tempat para tokoh dimakamkan

Di dalam benteng Ulaklebar terdapat sebuah makam dan 3 buah kompleks makam yang terdapat di sekitar benteng. Tokoh-tokoh yang dimakamkan di situs tersebut dikenal penduduk setempat sebagai Raden Kuning, Depati Bodo dan Depati Jokuto. Satu kompleks makam lagi tidak diketahui siapa tokoh yang dimakamkan, oleh penduduk setempat kompleks makam tersebut dinamakan Kompleks Makam Batu Bertunas. Keunikan yang terlihat di makam-makam di Situs Ulaklebar ini adalah nisan-nisan pada makam-makam tersebut berbentuk seperti menhir.

Makam Depati Jokuto berada di dalam Benteng Ulaklebar, ia adalah Depati Negeri Ulaklebar yang memerintah di wilayah tersebut pada tahun 1824. Sebenarnya ia merupakan depati sementara karena menggantikan kakaknya, Depati Lang Gandus, yang pada saat itu dimintai bantuan oleh Sultan Palembang untuk ikut berperang melawan Belanda. Kompleks Makam Batu Bertunas terletak di sebelah timur bagian luar benteng. Di kompleks makam ini terdapat paling tidak 45 buah makam, namun seperti yang telah diuraikan sebelumnya tokoh yang dimakamkan di kompleks tersebut tidak diketahui.

Jika makam Depati Jokuto dan Kompleks Makam Batu Bertunas terletak di lahan yang sama dengan Benteng Ulaklebar, maka Kompeleks makam Raden Kuning dan Depati Bodo terletak di seberang Sungai Keling yang berada di sebelah selatan benteng. Di Kompleks Makam Raden Kuning terdapat 4 buah makam, sedangkan di Kompleks Makam Depati Bodo yang berada di sebelah barat lautnya terdapat 5 buah makam.

Berdasarkan catatan sejarah, Depati Bodo adalah depati pertama negeri Ulaklebar yang memerintah sekitar tahun 1789. Ia berasal dari Palembang dan pernah menjabat sebagai hulubalang pada Kesultanan Palembang Darussalam. Berbeda dengan Depati Bodo, tokoh yang bernama Raden Kuning ini tidak diketahui jabatan dan kedudukannya, tetapi jika dilihat dari keletakan makamnya yang berada di dekat tokoh Negeri Ulaklebar kemungkinan ia juga merupakan seorang yang cukup penting di negeri ini.

Tradisi dari masa prasejarah

Dalam perkembangannya, sebuah pemukiman yang dilengkapi oleh benteng tanah diperkirakan telah ada sejak masa prasejarah tepatnya pada saat dikenalnya kegiatan bercocoktanam. Pada masa itu pemukimannya sudah mulai menetap sehingga diperlukan sebuah bangunan yang berfungsi untuk melindungi pemukiman tersebut dari ancaman-ancaman binatang buas maupun antar kelompok pemukiman yaitu benteng yang berupa gundukan tanah.

Pada masa itu juga berkembang sebuah tradisi ysng dikenal dengan istilah ‘tradisi megalitik’. Tradisi ini mengacu pada pendirian bangunan dari batu besar yang berkaitan dengan kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang mati, terutama kepercayaan akan adanya pengaruh kuat dari yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman.

Tradisi megalitik diwujudkan dalam bentuk antara lain bangunan punden berundak, dolmen, sarkofagus, dan menhir. Bangunan-bangunan dari tradisi megalitik ini umumnya berfungsi sebagai kuburan atau tempat pemujaan terhadap roh leluhur. Salah satu tinggalan arkeologi dari tradisi megalitik yang berfungsi sebagai tempat pemujaan tersebut adalah menhir. Menhir ialah batu tegak, yang sudah atau belum dikerjakan dan diletakan dengan sengaja di suatu tempat untuk memperingati orang yang telah mati. Menhir dianggap sebagai media penghormatan, menampung kedatangan roh sekaligus menjadi lambang dari orang-orang yang dihormati.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa tradisi dari masa prasejarah ini ternyata terus dipakai oleh masyarakat Musirawas meskipun pengaruh agama baik Hindu-Buddha maupun Islam telah masuk di wilayah ini. Memang setelah agama Islam masuk di wilayah ini, benda-benda dari tradisi megalitik masih digunakan tetapi fungsinya sudah beralih. Jika pada awalnya menhir dianggap sebagai media penghormatan, maka pada masa perkembangan Agama Islam menhir tersebut digunakan sebagai nisan. Jadi meskipun keberadaannya tetap berkaitan dengan penghormatan terhadap orang yang telah mati tetapi pada masa itu menhir sudah tidak dipuja lagi melainkan hanya digunakan sebagai tanda sebuah makam seperti halnya pada makam-makam di Situs Ulaklebar.

*) Tulisan ini telah diterbitkan di Harian Sriwijaya Post, tanggal 3 Juni 2001

1 komentar:

  1. Angka Main HONGKONG : 90315 BB

    Jaga BB Colok bebas HONGKONG : 9 1

    Colok Macau 2D HONGKONG : 90 31 BB

    Angka Jadi 2D Bom Bandar HONGKONG : 21*26*25*29*12*16*15*19*62*61*65*69*52*51*56*59*92*91*96*95*

    Main Ganjil Genap HONGKONG : GENAP

    Main Besar Kecil HONGKONG : BESAR

    Prediksi Togel Terlengkap

    Prediksi gratis tanpa mahar

    BalasHapus